MAKALAH
LANDASAN SOSIOLOGIS DAN KULTURAL BUDAYA PENDIDIKAN
Disusun
Oleh :
Umi Muthmainnah (14480021)
Rizki Suti Anggraeni
(14480006)
Miftahul Munawaroh
(14480002)
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYAH
YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Landasan-landasan
pendidikan sangat penting untuk mengembangkan pendidikan yang bermartabat bagi
pribadi keluarga, masyarakat, dan Bangsa serta
Negara.
Dengan memahami dan mengaktualisasikan landasan-landasan yang ada, manusia akan memiliki harkat
dan martabat sangat mulia di banding dengan hewan dan tumbuhan bahkan malaikat
sekali pun,
sebab manusia diberi keunggulan oleh Allah SWT berupa hati nurani dan akal pikiran.
Oleh sebab itu pendidikan perlulah
landasan-landasan seperti, landasan sosiologis dan kultural budaya agar tidak
menyimpang dari tujuan pendidikan.
B. Tujuan
Makalah
ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut :
1.
Mahasiswa mampu
mengerti pengertian tentang landasan sosiologis
dan kultural pendidikan.
2.
Mahasiswa mampu
mengetahui pengaruh kehidupan sosial dan budaya masyarakat terhadap pelaksanaan
pendidikan.
3.
Mahasiswa mampu
mengetahui teori-teori sosial dan budaya masyarakat sebagai landasan pelaksanaan
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Landasan Sosiologi dan Kulturan Pendidikan
1.
Landasan
sosiologis
Landasan menurut KBBI adalah
fondasi atau dasar tempat berpijaknya
sesuatu. Sedangkan sosiologi Menurut (Pidarta, 2001) menyatakan ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur
sosial. Jadi sosiologi mempelajari bagaimana manusia itu berhubungan satu dengan yang lain dalam
kelompoknya dan bagaimana susunan unit-unit masyarakat atau sosial disuatu
wilayah serta kaitannya satu dengan yang lain.
Sosiologi
pendidikan didefinisikan dengan dua cara (Damsar, 2011: 9 ) :
Pertama, Sebagai suatu kajian yang
mempelajari hubungan antar masyarakat, yang didalamnya terjadi interaksi sosial
dengan pendidikan, hubungan ini dapat dilihat bagaimana masyarakat mempengaruhi
pendidikan atau sebaliknya. Dengan pemahaman konsep seperti di atas, yang di
dalamnya terdapat proses dan pola interaksi sosial, dalam hubungannya dengan
pendidikan. Hubungan dilihat dalam sisi saling memengaruhi. Masyarakat sebagai
realitas external-objektif akan menuntun individu dalam melakukan kegiatan
pendidikan seperti, apa saja isi dalam
pendidikan, bagaimana mendidiknya, siapa yang mendidik, dan yang di didik, dan
dimana pendidikan dilakukan. Tuntunan ini biasanya berasl dari budaya, termasuk
di dalamnya hukum, idiologi, dan agama.
Dalam masyarakat mempengaruhi pendidikan
contohnya, dalam berbusana kita tidak mengunakan semua jenis dan betuk pakaian pada
semua kesempatan. Selanjutnya bagaimana
pedidikan memengaruhi masyarakat dalam proses
interaksi sosial.
|
Interaksi timbal balik
|
|
Kedua,sosiologi pendidikan
didefinisikan sebagai pendekatan sosiologis yang diterapkan pada fenomena
pendidikan. Pedekatan sosiologis terdiri dari konsep, verbal, teori, dan metode
yang digunakan dalam sosiologi untuk memahami kenyataan sosial, termasuk
didalamnya kompleksitas aktivitas yang berkaitan dengan pendidikan.
Sosiologi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (Pidarta, Made, 2009: 99)
a.
Empiris, dimana
sosiologi bersumber dan diciptakan dari kenyataan masyarakat.
b.
Teoretis,
merupakan fase penciptaan yang sudah ada dan disimpan dalam masyarakat serta
dapat diwariskan kepada generasi sesudahnya.
c.
Kumulatif,
penciptaan yang terus menerus akan berkembang menggarah teori yang lebih baik.
d.
Non-etis, karena
teori menceritakan apa ada tentang masyarakat berserta individu-individu di
dalamnya.
Salah satu
bagian sosiologi yang dipandang sebagai sosiologi khusus adalah sosiolagi
pendidikan. Sosiolaogi pendidikan ini membahas tentang sosiologi yang terdapat
pada pendidikan. Sosiologi dan sosiologi pendidikan saling terkait, dengan
bagaimana bagian-bagian sosiologi memberi bantuan kepada pendidikan dengan
wujud sosiologi pendidikan. Pertama-tama adalah tentang kosep proses sosial
yaitu suatu bentuk hubungan antar individu atau antar kelompok atau individu
dengan kelompok yang menimbulkan bentuk hubungan tertentu. Proses sosial
menjadikan seseorang atau kelompok yang belum tersosialisasi atau masih rendah
tingakat sosialnya menjadi tersosialisasi atau sosialisasinya meningkat.
2.
Landasan
kultural atau Budaya pendidikan
Kebudayaan
sebagai gagasan dan karya manusia berserta hasil budi dan karya itu terkait
dengan pendidikan terutama belajar. Kebudayaan dalam arti luas tersebut dapat
terwujud :
a.
ideal ,seperti
ide, gagasan, nilai dan sebagainya.
b.
Kelakuan berpola
dari manusia dalam masyarakat.
c.
Fisik, yaitu
benda dari menghasil
karya manusia.
d.
Kebudayaan dapat
dibentuk, dilestarikan atau dikembangan melalui pendidikan baik kebudyaan
berwujud ideal, kelakuan atau teknologi dapat di wujudkan melalui proses
pendidikan.
Cara-cara untuk
mewariskan kebudayaan pada dasarnya ada 3 cara umum yaitu informal , terjadi di
dalam keluarga , non formal terjadi dalam masyrakat yang berkelanjutan dan
berlangsung dalam kehidupan sehari-hari, formal melibatkan lembaga khusus yang
dibentuk untuk tujuan pendidikan .
Aspek budaya
sangat berperan dalam pendidikan. Dapat dikatakan tidak ada pendidikan yang
tidak memasuki unsur budaya. Biasa materi yang dipelajari anak-anak adalah
budaya, cara belajar mereka adalah budaya, begitu pula kegiatan-kegiatan mereka
juga budaya. Dengan demikian budaya tidak pernah lepas dari proses pendidikan
itu sendiri. Bahasan
landasan sosial dan budaya dalam pendidikan diuraikan secara berturut-turut,
(1) sosiologi dan pendidikan, (2) kebudayaan dan pendidikan, (3) masyarakat dan
sekolah, (4) masyarakat Indonesia dan pendidikan, dan (5) dampak konsep
pendidikan.
B. Pengaruh
Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat terhadap
Pendidikan
Kebudayaan
dapat dibedakan menjadi 2 hal yaitu kebudayaan ditinjau dari individu dan kebudayaan ditinjau dari masyarakat.
Kebudayaan ditinjau dari sudut individu berperan sebagai berikut :
1.
Mempelelajari
hasil-hasil yang telah diperoleh oleh dari generasi terdahulu, agar individu
dapat menyadari posisi kedudukannya, dan mengetahui perjuangan yang dilakukan
generasi terdahulu.
2.
Mengembangkan
hasil yang telah diperoleh oleh dari generasi terdahulu,apa-apa yang diperoleh
dianggap sebagai asumsi untuk lebih menyempurnakan perkembangan yang telah
dihasilkan itu.
3.
Menghubungkan
nilai yanga dipelajari dan dikembangkan kepada generasi yang akan timbul. Maka
pengaruh dari individu harus giat mempelajari, mengembangkan hasil yang
diperoleh genarasi sebelumnya dan menghubungkan kepada gerasi yang sedang
tumbuh.
Kebudayaan
ditinjau dari sudut masyarakat maka wujudnya berbentuk hasil pikiran (logik), norma (etika)
dan perasaan (estetika). Masyarakat perlu mempelajari hasil
pikiran yang dikembangan generasi terdahulu dan hasil pikiran itu menggambarkan
bagaimana cara kerja yang dilakukan untuk menuju kearah hasil pikiran yang sempurna. Norma
menggambarkan tujuan yang ingin dituju serta peraturan-peraturan yang ingin
dicapainya, sedangkan estetika agar dapat menyelami dan menyadari kedudukan
generasi dalam hubungannya dengan hasil yang telah diperjuangkan dan
nilai-nilai yang diciptakan.
Sistem pendidikan berhubungan erat
dengan sistem lainnya. Pendidikan mempengaruhi dan dipengaruhi sistem sosial,
ekonomi, kebudayaan, agama, politik, dan lain-lain. Hubungan pendidikan dengan
sistem sosial berkaitan erat, pendidikan terlebih dalam semua jenis dan jenjang
proses perkembangan sosial, baik dalam mobilitas sosial, mobilitas geografi,
penduduk, partisipasi politik, dan sistem sosial yang lainnya. Hubungan pendidikan
dengan nilai-nilai dan sikap sikap modern, bahwa pendidikan mengubah tingkah
laku, sikap, dan kepribadian seseorang.
Dapat
disimpulkan ada keterkaitan erat antara kebudayaan dengan sosiologi. Sosiologi
mempelajari masyarakat, dimana dalam suatu masyarakat ada kebudayaan, tingkah
laku, organisasi yang ada dalam masyarakat tersebut. Kebudayaan lahir dan
berkembang di antara masyarakat keduanya saling berkaitan erat dan ada timbal
balik di dalamnya, kebudayaan tidak akan berkembang tanpa masyarakat. Masyarakat
tidak akan berkembang tanpa ada kebudayaan yang mendasarinya. Oleh karenanya
mempelajari sosiologi berarti mempelajari kebudayaan yang ada dalam masyarakat
tersebut begitu pula sebaliknya mempelajari kebudayaan juga mempelajari
sosiologi, karena sosiologi mempelajari masyarakat.
Jadi,
landasan sosiologis dan kultural atau budaya sangat berkaitan dalam mempengaruhi dunia pendidikan. Sehingga rendahnya
tingkat sosialnya menjadi tersosialisasi atau sosialnya semakin meningkat.
Mereka semakin kenal, semakin akrab, lebih mudah bergaul, lebih percaya pada
pihak lain, dan sebagainya.
C.
Teori-Teori
Sosial dan
Budaya Masyarakat Sebagai Landasan Pelaksanaan Pendidikan.
Teori merupakan alat untuk melakukan analisis oleh sebab itu,
teori bukan merupakan tujuan suatu analisis tetapi merupakan alat untuk
memahami kenyataan atau fenomena. Suatu teori kadang kala tidak mampu secara
tuntas menganalisis sesuatu. Oleh karenanya, melalui suatu penelitian teori ini
dipertajam, diperkuat atau bahkan sebaliknya dibantah dengan sutu kenyataan
atau fenomena. Dalam sosiologi teori telah mengalami perkembangan. Dalam hal
ini ada empat teori (Wuraji, 1988 dan Sudardja, 1988) yaitu dua pada tingkat makro (tingkatan struktur) dan
dua pada tingkat mikro (tataran individu/ interakasi).
Teori sosiologi makro
terdiri atas teori struktural fungsional dan teori konflik. Sedangkan teori
mikro terdiri atas teori interaksionisme simbolik dan teori pertukaran.( Damsar. 2011: 49)
1. Teori Struktural
Fungsional
Teori struktul fungsional menjelaskan bagaimana berfungsinya suatu
struktur. Setiap struktul (mikro seperti persahabatan, meso seperti organisasi,
dan makro seperti masyarakat). Teori Struktural fungsional adalah
sebuah teori yang berisi tentang sudut pandang yang menafsirkan masyarakat
sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubugan. Ciri dasar kehidupan sosial
struktur sosial muncul untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan
merespon terhadap permintaan masyarakat sebagai suatu sistem sosial.
2. Teori Strukural Konflik
Teori konflik ini menjelaskan bagaimana struktur memiliki konflik. Berbeda
dengan structural fungsional yang menekankan pada fungsi dan elemen-elemen
pembentuk struktur, teori struktur konflik melihat bahwa setiap struktur
memiliki berbagai elemen yang berbeda. Elemen tersebut memiliki motif, maksud,
kepentingan, atau tujuan yang berbeda pula. Dari perbedaan ini maka muncullah
disintegrasi, konflik, dan perpecahan. Teori
konflik melihat bahwa di dalam masyarakat tidak akan selamanya berada pada
keteraturan.
3. Teori
Interaksionisme Simbolik
Teori
interaksi simbolik adalah hubungan antara simbol dan interaksi. Menurut Mead,
orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul dalam sebuah situasi
tertentu. Sedangkan simbol adalah representasi dari sebuah fenomena, dimana
simbol sebelumnya sudah disepakati bersama dalam sebuah kelompok dan digunakan
untuk mencapai sebuah kesamaan makna bersama. Contoh: keyakinan dan pandangan
positif orang lain terhadap pribadi kita akan membentuk perilaku kita seperti
menjadi sosok yang penuh semangat dan penuh percaya diri.
4. Teori Pertukaran
Teori pertukaran merupakan arena pertukaran, tempat orang saling bertukar ganjaran/ hadiah. Adapun bentuk perilaku sosial seperti persahabatan, perkawinan atau perceraian tidak lepas dari soal pertukaran. Semua berawal dari pertukaran. Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, keuntungan, saling mempengaruhi. Tori ini menjelaskan bagaimana manusia memandang tentang hubungan kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri manusia tersebut terhadap keseimbangan antara apa yang diberikan ke dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu, jenis hubungan yang dilakukan, kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Landasan
Sosiologi
pendidikan merupakan interaksi dan pergaulan antara manusia dalam kelompok dan
struktur sosial dalam memberi tumpuan pendidikan
Sedangkan landasan
kebudayaan pendidikan adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, seni, hukum, moral, adat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota yang
dijadikan tumpuan pelaksanaan pendidikan.
.
Landasan
soiologis dan kultural atau budaya sangat
mempengaruhi dunia
pendidikan, diantaranya, agar individu dapat menyadari posisi
kedudukannya, dan mengetahui perjuangan yang dilakukan generasi terdahulu, apa-apa
yang diperoleh dianggap sebagai asumsi untuk lebih menyempurnakan perkembangan
yang telah dihasilkan itu. mengembangkan hasil yang diperoleh genarasi
sebelumnya dan menghubungkan kepada gerasi yang sedang tumbuh.
Ada empat teori
sosiologi yaitu teori makro terdiri atas teori struktural fungsional dan
teori konflik. Sedangkan teori mikro terdiri atas teori interaksionisme
simbolik dan teori pertukaran.
B.
Daftar Pustaka
Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Kadir, Abdul. 2012. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Danim, Sudarwan. 2010. Pengantar Kependidikan.
Bandung: Alfabetas.
Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
C.
Lampiran
DAFTAR TANYA
JAWAB DALAM DISKUSI
1 OKTOBER 2014
1. Munawaroh
Epriliani
Pertanyaan : Bagaimana dengan budaya mencontek , dan bagaimana
memberantasnya?
Jawab : introspeksi dan evaluasi tentang
pengajaran dan menanyakan pada anak. Jangan hanya memarahi anak ketika ia
ketahuan mencontek.
Tanggapan
Dina Ayu
: Mencontek awal pembodohan
Siti Aminah
: dilatih disiplin, percaya diri
Eri Susanto : sistem yang harus diperbaiki supaya tidak
hanya mengejar nilai
2. Amannasrullah
Amin
Pertanyaan : Apakah budaya barat itu berpengaruh atau
tidak di pendidikan di indonesia?
Jawab : berpengaruh baik jika diambil
dari sisi positif, berpengaruh buruk jika diambil dari sisi negatifnya. Maka
harus mampu menyaringnya.
3. Tri Cahyantari
Pertanyaan : Bahasa jawa di hapuskan ?
Jawab : mengantikan dengan budaya
asing(bahasa inggris) namun masih menyisipkan dengan nilai-nilai, norma-norma,
dan adat. Sehingga ia mampu mengenal budaya sendiri , tapi juga mampu bersaing
ketaraf internasional.
4. Noverianto
Pertanyaan : Apakah kultural budaya di Indonesia
mempengaruhi budaya pendidika di Indonesia
Jawab : iya, karen pendidikan tidak
lepas dari kebudayaan kultur budaya yang ada di Indonesia. Tidak hanya
memiliki sisi positif dan negatif. Dan
kultur budaya tersebut menjadi arahan untuk mengembangkan tujuan pendidikan di
Indonesia.
5. Dinul Qoyimah
Pertanyaan : Landasan sosial jika tidak di terapkan
dalam pendidikan berpengaruh atau tidak?
Jawab : Iya, karena landasan merupakan
pondasinya tanpa ada landasan pendidikan tidak akan berjalan dengan baik. Aspek
kebudayaan itu sendiri tidak lepas dari pendidikan dimana materi yang dipelajari
anak-anak adalah budaya dan cara belajarAspek kebudayaan itu sendiri tidak
lepas dari pendidikan dimana materi yang dipelajari anak-anak adalah budaya dan
cara belajar adalah budaya serta kegiataan-kegiataan merek adalah budaya.
Sosilogis itu sendiri merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara individu
dengan kelompok dan stuktur sosial.
6. Prista
Pertanyaan
:Jelaskan apa yang dimaksud dengan
ciri sosiologis non-etis?
Jawab : non-etis adalah teori yang
menceritakan apa adanya tentang masyarakat berserta individu-individu di
dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
7. Dina Ayu
Pertanyaan
:Budaya yang baik itu seperti apa
dalam peroses pendidikan?
Jawab : budaya yang baik itu tidak lepas
dari norma-norma, nilai-nilai, dan adat yang berkembang baik dimasyaraka.
8. Dajeng
Pertanyaan
:Bagaimana cara mendekatkan sesorang
yang sosialnya rendah tetapi prestasinya baik?
Jawab : dengan cara mendekati dia dan
mengajak dia berkomunikasi secara terus menerus.
9. Rindi Antika
Pertanyaan
:Bagaimana cara menyiapkan perserta
didik dengan adanya perkembangan zaman seperti sekarang ini ?
Jawab:dengan
cara membekali perserta didik dengan akhlak dan akidah yang baik, tidak hanya
pendidikan prestasi tetapi juga pendidikan moralnya.
0 Comments:
Post a Comment