MAKALAH
MAKIYYAH DAN MADANIYYAH
Dosen
Pengampu: H. JauharHatta, S.Ag, M.Ag
Disusun oleh:
Muhammad Nadhif (14480020)
Syaiful Anwar (14480033)
Umi Muthmainnah (14480021)
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
YOGYAKARTA
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Betapa agung
dan akbarnya Allah SWT yang telah menurunkan kitab suci Al-Qur’anul karim
secara berangsur-angsur, kepada nabi Muhammad SAW baik secara langsung maupun
melalui perantara malaikat Jibril yang merupakan sumber pertama dan utama bagi
hukum Islam dan pedoman hidup manusia. Memahami kandungan
Al-Qur’an tentu akan sangat bermanfaat sekali karena di dalam alqur’an tidak
semata memuat masalah-masalah keimanan, ibadah, dan sejarah umat terdahulu.
Al-Qur’an juga memperhatikan masalah sains, gender, ham, dan permasalahan lain
yang berkaitan dengan kehidupan umat manusia. Hal tersebut menandakan bila
sebenarnya manusia memang telah dipersiapkan untuk menjadi khalifah di muka
bumi ini, dan tuhan membekali manusia dengan beberapa perangkat yang ada, maka
Al-Qur’an adalah salah satu perangkat tersebut.
Telah kita ketahui bersama, bahwa Rasulullah SAW menghabiskan sebagian
hidup beliau di Makkah, baik sebelum diutus menjadi Rasul maupun sesudahnya.
Kemudian beliau hijrah ke Madinah, menetap di sana sampai wafat. Al-Quran
diturunkan saat Rasulullah SAW berada di kota-kota, pedesaan, gunung-gunung,
lembah-lembah, lereng-lereng, serta pada waktu yang berbeda-beda seperti malam,
siang, dalam perjalanan, di dalam kota, pada musim panas, musim dingin, dalam
keadaan damai maupun saat perang.
Para ulama secara serius berupaya
mengetahui kapan dan dimana ayat turun, karena
pengetahuan tentang hal-hal tersebut mempunyai banyak manfaat untuk memahami
nash-nash al-Quran dan penyempurnaan pengertian –pengertiannya serta ketinggian
petunjuknya. Kita sangat memerlukan ilmu
yang berpautan dengan Makky dan Madany karena surat-surat yang terdapat dalam
al-Quran ada kala Makkiyah dan adakala Madaniyah dan adakala ayat-ayat dari
surat Makkiyah yang turun di Madinah, sebagaimana ada ayat-ayat dari surat
Madaniyah turun di Makkah, sebagaimana pula setiap ayat dalam al-Quran
mempunyai ciri-cirinya sendiri sendiri yang denagn ciri-ciri itu dapatlah kita
menggolongkan ayat-ayat itu ke dal golongan-golongan Makkiyah, atau ke dalam golongan Madaniyah. Dalam hal ini tak ada salahnya juga jika kita
bersama mempelajari Ulumul Qur’an tentang Makkiyah dan Madaniyah.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Ilmu
Makkiyyah dan madaniyyah?
2.
Apa sajakah manfaat mengetahui Makiyyah dan Madaniyyah?
3.
Apa perbedaan
antara Makiyyah dan
Madaniyyah?
C. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian Ilmu Makkiyyah dan
madaniyyah
2.
Mengetahui
manfaat dari mempelajari ilmu
Makiyyah dan Madaniyyah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENJELASAN
MENGENAI MAKIYYAH DAN MADANIYYAH
1. Penjelasan
Mengenai Ilmu Makiyyah
a. pengertian
ayat makiyyah
Ayat makiyyah adalah ayat-ayat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, kendatipun bukan turun di Mekkah.
b. Ciri-ciri
khas dan kepastian makiyyah
Dhaabith atau
kepastianya:
·
Setiap
surat yang mempunyai sajadah (Al-A’raf, Ar-Ra’d,
An-Nahl,Al-Isra’, Maryam, Al-Hajj, Al-Furqon, An-Naml, As-Sajdah, Al-Fushshilat,
An-Najm, Al-Insyiqaq, Al-Alaq.)
·
Setiap
surat memuat kata: “kalla”
·
Setiap
surat memuat: “yaaa ayyuhannaas”
·
Setiap
surat yang memuat
kisah para Nabi dan umat yang terdahulu
·
Setiap
surat yang dimulai dengan huruf Hijaiyah, seperti (alif laam miim, alif laam raa, haa miim)
selain dalam surat Al-Baqarah dan Ali Imron.
Ciri-ciri
khasnya:
·
Mendakwahkan
tauhid, ibadah kepada Allah, memuat kiamat, surga, neraka, diskusi menghadapi
orang-orang musyrik.
·
Mencela amal
oarang-orang musyrik, seperti : menumpahkan darah, memakan harta anak yatim dan
mengubur anak perumpuan hidup-hidup.
·
Lafalnya kuat
atau keras, tidak singkat batas-batas
ayatnya, dan kalimatnya ijaz
(singkat-singkat).
·
Banyak
mengemukakan kisah-kisah para nabi dan mendustakan kaum mereka, untuk jadi
perbandingan, menggertak dan menghibur SAW.
Surat-surat
makiyyah menurut tertib turunya yaitu:
1) Al-Alaq
|
33)
Al-Mursalat
|
2) Al-Qalam
|
34)
Qaf
|
3) Al-Muzammil
|
35)
Al-Balad
|
4) Al-Muddatstsir
|
36)
Ath-Thoriq
|
5) Al-Fatihah
|
37)
Al-Qamar
|
6) Al-Lahab
|
38)
Shad
|
7) At-Takwir
|
38)
Al-A’raf
|
8) Al_-A’la
|
40)
Al-Jin
|
9) Al-Lail
|
41)
Yasin
|
10) Al-Fajr
|
42) Al-Furqan
|
11) Adh-Dhuha
|
43)
Fatir
|
12) Al-Insyirah
|
44)
Maryam
|
13) Al-Ashr
|
45)
Thaha
|
14) Al-Adiyat
|
46)
Al-Waqi’ah
|
15) Al-Kautsar
|
47)
Asy-Syu’ara
|
16) At-Takatsur
|
48)
An-Naml
|
17) Al-Ma’un
|
49)
Al-Qashah
|
18) Al-Kafirun
|
50)
Al-Isra’
|
19) Al-Fil
|
51)
Yunus
|
20) Al-Falaq
|
52)
Hud
|
21) An-Nas
|
53)
Yusuf
|
22) Al-Ikhlas
|
54)
Al-Hijr
|
23) Al-Najm
|
55)
Al-An’am
|
24) Abasa
|
56)
Ash-Shaffat
|
25) Al-Qadar
|
57)
Luqman
|
26) Asy-Syamsu
|
58)
Az-Zumar
|
27) Al-Buruj
|
59)
Saba
|
28) At-Tin
|
60)
Ghafir
|
29) Al-Quraisy
|
61)
Fushshilat
|
30) Al-Qori’ah
|
62)
As-Syura
|
31) Al-Qiyamah
|
63)
Az-Zukhruf
|
32) Al-Humazah
|
64)
Ad-Dukhan
|
65)
Al-Jatsiah
|
76)
At-Thur
|
66)
Al-Ahqaf
|
77)
Al-Mulk
|
67)
Al-Dzariyat
|
78)
Al-Haqqah
|
68)
Al-Ghasiyah
|
79)
Al-Ma’arij
|
69)
Al-Kahf
|
80)
An-Naba
|
70)
An-Nahl
|
81)
An-Nazi’at
|
71)
Nuh
|
82)
Al-Infithar
|
72)
Ibrahim
|
83)
Az-Zalzalah
|
73)
Al-Anbiya’
|
84)
Ar-Rum
|
74)
Al-Mu’minun
|
85)
Al-Ankabut
|
75)
As-Sajdah
|
86)
Al-Muthaffifin
|
Sebagian ahli
tafsir mengatakan bahwa surat Al-Muthaffifin itulah surat yang terakhir turun
di Makkah.
Menurut
Al-Khudary, selain surat-surat yang telah tersebut diatas ada juga surat-surat
yang termasuk golongan Makkiyah, diantaranya:
87)
Az-Zalzalah
|
90)
Al-Insan
|
88)
Ar-Ra’d
|
91)
Al-Bayyinah
|
89)Ar-Rahman
|
2. Penjelasan
Mengenai Ilmu Madaniyyah
a. Pengertian
ayat madaniyah
ayat-ayat yang turun sesudah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, kendatipun bukan turun di
Madinah. Ayat-ayat yang turun setelah peristiwa hijrah disebut Madaniyah
walaupun turun di Mekah.
b. Ciri-ciri
khas dan memastikan ayat madaniyah
Dhaabit atau
memastikannya:
·
Setiap surat
hukum Fardhu atau Had.
·
Setiap surat
yang memuat orang munafik.
·
Setiap surat
yang menerangkan diskusi dengan ahli kitab.
·
Setiap surat
yang dimulai dengan: Yaa ayyuhan naas!
Ciri
khasnya:
·
Yang
menerangkan: ibadat, muamalat, huduud, jihad, damai, perang, peraturan
keluarga, kaidah-kaidah hukum dan sarana-sarana syari’at.
·
Melawan bicara
ahli kitab dan mengajak mereka masuk islam.
·
Membukakan
rahasia orang munafik dan rencana
mereka, untuk merusak agama islam.
Surat-surat
Madaniyah menurut tertib turunnya:
1) Al-Baqarah
|
13) Al-Munafiqun
|
2) Al-Anfal
|
14) Al-Mujadalah
|
3) Ali Imran
|
15) Al-Hujurat
|
4) Al-Ahzab
|
16) At-Tahrim
|
5) Al-Mumtahanah
|
17) At-Taghabun
|
6) An-Nisa
|
18) Ash-Shaf
|
7) Al-Hadid
|
19) Al-Jumu’ah
|
8) Muhammad
|
20) Al-Fat-hu
|
9) Ath-Thalaq
|
21) Al-Maidah
|
10) Al-Hasyr
|
22) At-Taubah
|
11) An-Nur
|
23) An-Nashr
|
12) Al-Haj
|
Menurut sebagian ahli tafsir,
menetapkan bahwa surat-surat yang turun di Madinah sejumlah 28, diantaranya 23
surat diatas ditambah dengan 5 surat dibawah ini:
1)
Az-Zalzalah
|
4)
Al-Insan
|
2)
Ar-Ra’d
|
5)
Al-Bayyinah
|
3)Ar-Rahman
|
|
Ibnu Hashshar dalam kitab An Nasikh
wal Mansukh mengatakan bahwa surat yang disepakati turunnya di Madinah sejumlah
20 surat yaitu:
1) Al-Baqoroh
|
11) Al-Hujurat
|
2) Ali Imran
|
12) Al-Hadid
|
3) An Nisa’
|
13) Al-Mujadalah
|
4) Al-Maidah
|
14) Al-Hasyr
|
5) Al-Anfal
|
15) Al-Mumtahanah
|
6) At-Taubah
|
16) Al-Jumu’ah
|
7) An-Nur
|
17) Al-Munafiqun
|
8) Al-Ahzab
|
18) Ath-Thalaq
|
9) Muhammad
|
19) At-Tahrim
|
10) Al-Fath
|
20) An-Nashr
|
Surat-surat yang diperselisihkan sejumlah 12 surat
yaitu:
1)
Al-Fatihah
|
7)
Al-Qodar
|
2)
Ar-Ra’du
|
8)
Al-Bayyinah
|
3)
Ar-Rahman
|
9)
Az-Zalzalah
|
4)
Ash-Shaf
|
10) Al-Ikhlash
|
5)
At-Taghabun
|
11) Al-Mu’auwidzatani
|
6)
At-Tathfif
|
(Al Falaq,An Nas)
|
B.
CARA MENENTUKAN
AYAT MAKIYYAH DAN MADANIYYAH
Untuk
mengetahui ayat mana yang makiyyah dan madaniyyah, terdap dua jalur:
1. Jalur sama’
iyah yaitu yang disandarkan pada:
a. Sahabat
rasul SAW yang soheh.
b. Tabi’in
hidup pada waktu ayat tersebut diturunkan dan menerimanya dari sahabat beliau
dan mereka mendengarkan dari mereka cara turunnya, pendirian, dan peristiwanya.
Disamping, mereka tidak meriwayatkan dari beliu sedikitpun dan tidak termasuk
yang wajib atas umat islam.
2. Jalur
qiyas yang berbentuk ijtihad
Ditentukan berdasarkan kekhususan mekah
dan kekhususan madinah. Bila menemukan dalam makkiy ayat yang mengandung
kekhususn madinah atau mengenai sesuatu mengenainya, maka mereka mengatakan,
bahwa ayat itu madaniyyah. Bila ditemukan dalam ayat Makiyyah ayat yang
mengandung kekhususan mekah atau sesuatu dari peristiwa mekah, mereka
mengatakan bahwa ayat itu ialah makiyyah. Bilang ayat itu dimulai dengan: Yaa ayyuhan naas !
C. MANFAAT
MENGETAHUI MAKIYYAH DAN MADANIYYAH
Diatara
manfaat dari kita mempelajari surat makiyyah dan madaniyyah yaitu:
1. Membedakan
ayat yang nasikh dan mansukh.
2. Mengetahui
sejarah persyariatan hukum yang berangsur-angsur.
3. Menolong
dalam menafsirkan Al-Quran dan memahami pengertianya.
4. Menghayati
susunan ayat –ayat Al-Quran dan menirunya dalam menyampaikan dakwah.
5. Pendirian
menurut sejarah kenabiaan yang terdapat dalam celah-celah ayat-ayat Al-Quran.
D.
Pebedaan
Makiyyah dan Madaniyyah
no
|
Indikator
|
Makiyyah
|
Madaniyyah
|
1
|
Mukhaathab
(lawan bicara)
|
Lawan
bicara Rosul adalah orang Makkah
(yaaa
ayyuhan naas)
|
Lawan
bicara Rosul adalah orang Madinah (yaa ayyuhal ladziina aamanuu)
|
2
|
Tempat
turunnya
|
Diturunkan
di Mekkah (Uhud, Qubak, Sala’, Yatsrib)
|
Diturunkan
di Madinah
|
3
|
Masa
turunya
|
Sebelum
nabi hijrah
|
Sesudah
nabi hijrah
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makiyyah adalah ayat
yang turun sebelum Rasulullah
SAW hijrah ke Madinah, kendatipun bukan turun di Mekkah, sedangkan madaniyyah
adalah ayat yang turun sesudah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, kendatipun bukan turun di
Madinah. Setiap jenis ayat mengandung ciri dan kriteria tersendiri. Dalam
menentukan ayat antara makiyyah dan madaniyyah dengan dua cara yaitu Jalur sama’
iyah dan jalur qiyas. Antara ayat
makiyyah dan madaniyyah terdapat
perbedaan di mukhaathab, tempat turun
dan masa turunnya.
B. Daftar
Pustaka
Ash-Shiddieqy,
M. Hasbie. 2002. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Semarang: Pustaka
Riski Putra.