SEARCH

Selasa, 14 Oktober 2014

DASAR DASAR PEMBELAJARAN LANDASAN SOSISL DAN KULTURAL



MAKALAH
LANDASAN SOSIOLOGIS DAN KULTURAL BUDAYA PENDIDIKAN

Description: http://2.bp.blogspot.com/-QP1VJRVBV-E/UbkrUz3NCII/AAAAAAAABXQ/7f6pBXA6e0g/s200/logo-uin-suka.jpg


Disusun Oleh :
Umi Muthmainnah (14480021)
Rizki Suti Anggraeni (14480006)
Miftahul Munawaroh (14480002)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYAH
YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Landasan-landasan pendidikan sangat penting untuk mengembangkan pendidikan yang bermartabat bagi pribadi keluarga, masyarakat, dan Bangsa serta  Negara. Dengan memahami dan mengaktualisasikan landasan-landasan yang ada, manusia akan memiliki harkat dan martabat sangat mulia di banding dengan hewan dan tumbuhan bahkan malaikat sekali pun, sebab manusia diberi keunggulan oleh Allah SWT berupa hati nurani dan akal pikiran. Oleh sebab itu  pendidikan perlulah landasan-landasan seperti, landasan sosiologis dan kultural budaya agar tidak menyimpang dari tujuan pendidikan. 

B.     Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut :
1.      Mahasiswa mampu mengerti pengertian tentang landasan sosiologis  dan kultural pendidikan.
2.      Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh kehidupan sosial dan budaya masyarakat terhadap pelaksanaan pendidikan.
3.      Mahasiswa mampu mengetahui teori-teori sosial dan budaya masyarakat sebagai landasan pelaksanaan pendidikan.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Landasan Sosiologi dan Kulturan Pendidikan

1.      Landasan sosiologis
Landasan menurut KBBI adalah fondasi  atau dasar tempat berpijaknya sesuatu. Sedangkan sosiologi Menurut (Pidarta, 2001) menyatakan ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosial. Jadi sosiologi mempelajari bagaimana manusia itu  berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompoknya dan bagaimana susunan unit-unit masyarakat atau sosial disuatu wilayah serta kaitannya satu dengan yang lain.
Sosiologi pendidikan didefinisikan dengan dua cara (Damsar, 2011: 9 ) :
Pertama, Sebagai suatu kajian yang mempelajari hubungan antar masyarakat, yang didalamnya terjadi interaksi sosial dengan pendidikan, hubungan ini dapat dilihat bagaimana masyarakat mempengaruhi pendidikan atau sebaliknya. Dengan pemahaman konsep seperti di atas, yang di dalamnya terdapat proses dan pola interaksi sosial, dalam hubungannya dengan pendidikan. Hubungan dilihat dalam sisi saling memengaruhi. Masyarakat sebagai realitas external-objektif akan menuntun individu dalam melakukan kegiatan pendidikan seperti, apa saja isi  dalam pendidikan, bagaimana mendidiknya, siapa yang mendidik, dan yang di didik, dan dimana pendidikan dilakukan. Tuntunan ini biasanya berasl dari budaya, termasuk di dalamnya  hukum, idiologi, dan agama. Dalam masyarakat mempengaruhi  pendidikan contohnya, dalam berbusana kita tidak mengunakan semua jenis dan betuk pakaian pada semua kesempatan. Selanjutnya  bagaimana pedidikan memengaruhi masyarakat dalam proses  interaksi sosial.
masyarakat
 
Hubungan antara masyarakat dan pendidikan dapat di gambarkan dalam figura dibawah ini (Damsar, 2011: 10 ) :
                                       Interaksi timbal balik
Pendidikan
 
 interaksi inklusif


 
Interaksi sosial : proses dan pola
 
                                               

               Kedua,sosiologi pendidikan didefinisikan sebagai pendekatan sosiologis yang diterapkan pada fenomena pendidikan. Pedekatan sosiologis terdiri dari konsep, verbal, teori, dan metode yang digunakan dalam sosiologi untuk memahami kenyataan sosial, termasuk didalamnya kompleksitas aktivitas yang berkaitan dengan pendidikan.
Sosiologi  mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (Pidarta, Made, 2009: 99)
a.       Empiris, dimana sosiologi bersumber dan diciptakan dari kenyataan masyarakat.
b.      Teoretis, merupakan fase penciptaan yang sudah ada dan disimpan dalam masyarakat serta dapat diwariskan kepada generasi sesudahnya.
c.       Kumulatif, penciptaan yang terus menerus akan berkembang menggarah teori yang lebih baik.
d.      Non-etis, karena teori menceritakan apa ada tentang masyarakat berserta individu-individu di dalamnya.

Salah satu bagian sosiologi yang dipandang sebagai sosiologi khusus adalah sosiolagi pendidikan. Sosiolaogi pendidikan ini membahas tentang sosiologi yang terdapat pada pendidikan. Sosiologi dan sosiologi pendidikan saling terkait, dengan bagaimana bagian-bagian sosiologi memberi bantuan kepada pendidikan dengan wujud sosiologi pendidikan. Pertama-tama adalah tentang kosep proses sosial yaitu suatu bentuk hubungan antar individu atau antar kelompok atau individu dengan kelompok yang menimbulkan bentuk hubungan tertentu. Proses sosial menjadikan seseorang atau kelompok yang belum tersosialisasi atau masih rendah tingakat sosialnya menjadi tersosialisasi atau sosialisasinya meningkat.

2.      Landasan kultural atau Budaya pendidikan
Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia berserta hasil budi dan karya itu terkait dengan pendidikan terutama belajar. Kebudayaan dalam arti luas tersebut dapat terwujud :
a.       ideal ,seperti ide, gagasan, nilai dan sebagainya.
b.      Kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
c.       Fisik, yaitu benda dari menghasil karya manusia.
d.      Kebudayaan dapat dibentuk, dilestarikan atau dikembangan melalui pendidikan baik kebudyaan berwujud ideal, kelakuan atau teknologi dapat di wujudkan melalui proses pendidikan.

Cara-cara untuk mewariskan kebudayaan pada dasarnya ada 3 cara umum yaitu informal , terjadi di dalam keluarga , non formal terjadi dalam masyrakat yang berkelanjutan dan berlangsung dalam kehidupan sehari-hari, formal melibatkan lembaga khusus yang dibentuk untuk tujuan pendidikan .
Aspek budaya sangat berperan dalam pendidikan. Dapat dikatakan tidak ada pendidikan yang tidak memasuki unsur budaya. Biasa materi yang dipelajari anak-anak adalah budaya, cara belajar mereka adalah budaya, begitu pula kegiatan-kegiatan mereka juga budaya. Dengan demikian budaya tidak pernah lepas dari proses pendidikan itu sendiri. Bahasan landasan sosial dan budaya dalam pendidikan diuraikan secara berturut-turut, (1) sosiologi dan pendidikan, (2) kebudayaan dan pendidikan, (3) masyarakat dan sekolah, (4) masyarakat Indonesia dan pendidikan, dan (5) dampak konsep pendidikan.

B.     Pengaruh Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat terhadap  Pendidikan
Kebudayaan dapat dibedakan menjadi 2 hal yaitu kebudayaan ditinjau dari individu dan  kebudayaan ditinjau dari masyarakat. Kebudayaan ditinjau dari sudut individu berperan  sebagai berikut :
1.      Mempelelajari hasil-hasil yang telah diperoleh oleh dari generasi terdahulu, agar individu dapat menyadari posisi kedudukannya, dan mengetahui perjuangan yang dilakukan generasi terdahulu.
2.      Mengembangkan hasil yang telah diperoleh oleh dari generasi terdahulu,apa-apa yang diperoleh dianggap sebagai asumsi untuk lebih menyempurnakan perkembangan yang telah dihasilkan itu.
3.      Menghubungkan nilai yanga dipelajari dan dikembangkan kepada generasi yang akan timbul. Maka pengaruh dari individu harus giat mempelajari, mengembangkan hasil yang diperoleh genarasi sebelumnya dan menghubungkan kepada gerasi yang sedang tumbuh.
Kebudayaan ditinjau dari sudut masyarakat maka wujudnya berbentuk hasil pikiran (logik), norma (etika) dan perasaan (estetika). Masyarakat perlu mempelajari hasil pikiran yang dikembangan generasi terdahulu dan hasil pikiran itu menggambarkan bagaimana cara kerja yang dilakukan untuk menuju kearah  hasil pikiran yang sempurna. Norma menggambarkan tujuan yang ingin dituju serta peraturan-peraturan yang ingin dicapainya, sedangkan estetika agar dapat menyelami dan menyadari kedudukan generasi dalam hubungannya dengan hasil yang telah diperjuangkan dan nilai-nilai yang diciptakan.
            Sistem pendidikan berhubungan erat dengan sistem lainnya. Pendidikan mempengaruhi dan dipengaruhi sistem sosial, ekonomi, kebudayaan, agama, politik, dan lain-lain. Hubungan pendidikan dengan sistem sosial berkaitan erat, pendidikan terlebih dalam semua jenis dan jenjang proses perkembangan sosial, baik dalam mobilitas sosial, mobilitas geografi, penduduk, partisipasi politik, dan sistem sosial yang lainnya. Hubungan pendidikan dengan nilai-nilai dan sikap sikap modern, bahwa pendidikan mengubah tingkah laku, sikap, dan kepribadian seseorang.
Dapat disimpulkan ada keterkaitan erat antara kebudayaan dengan sosiologi. Sosiologi mempelajari masyarakat, dimana dalam suatu masyarakat ada kebudayaan, tingkah laku, organisasi yang ada dalam masyarakat tersebut. Kebudayaan lahir dan berkembang di antara masyarakat keduanya saling berkaitan erat dan ada timbal balik di dalamnya, kebudayaan tidak akan berkembang tanpa masyarakat. Masyarakat tidak akan berkembang tanpa ada kebudayaan yang mendasarinya. Oleh karenanya mempelajari sosiologi berarti mempelajari kebudayaan yang ada dalam masyarakat tersebut begitu pula sebaliknya mempelajari kebudayaan juga mempelajari sosiologi, karena sosiologi mempelajari masyarakat.
Jadi, landasan sosiologis dan kultural atau budaya sangat berkaitan dalam mempengaruhi dunia pendidikan. Sehingga rendahnya tingkat sosialnya menjadi tersosialisasi atau sosialnya semakin meningkat. Mereka semakin kenal, semakin akrab, lebih mudah bergaul, lebih percaya pada pihak lain, dan sebagainya.

C.    Teori-Teori Sosial dan Budaya Masyarakat Sebagai Landasan Pelaksanaan Pendidikan.
Teori merupakan alat  untuk melakukan analisis oleh sebab itu, teori bukan merupakan tujuan suatu analisis tetapi merupakan alat untuk memahami kenyataan atau fenomena. Suatu teori kadang kala tidak mampu secara tuntas menganalisis sesuatu. Oleh karenanya, melalui suatu penelitian teori ini dipertajam, diperkuat atau bahkan sebaliknya dibantah dengan sutu kenyataan atau fenomena. Dalam sosiologi teori telah mengalami perkembangan. Dalam hal ini ada empat teori (Wuraji, 1988 dan Sudardja, 1988) yaitu dua pada tingkat makro (tingkatan struktur) dan dua pada tingkat mikro (tataran individu/ interakasi).
Teori sosiologi makro terdiri atas teori struktural fungsional dan teori konflik. Sedangkan teori mikro terdiri atas teori interaksionisme simbolik dan teori pertukaran.( Damsar. 2011: 49)
1.      Teori Struktural Fungsional
Teori struktul fungsional menjelaskan bagaimana berfungsinya suatu struktur. Setiap struktul (mikro seperti persahabatan, meso seperti organisasi, dan makro seperti masyarakat). Teori Struktural fungsional adalah sebuah teori yang berisi tentang sudut pandang yang menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubugan. Ciri dasar kehidupan sosial struktur sosial muncul untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan merespon terhadap permintaan masyarakat sebagai suatu sistem sosial.
2.      Teori Strukural Konflik
Teori konflik ini menjelaskan bagaimana struktur memiliki konflik. Berbeda dengan structural fungsional yang menekankan pada fungsi dan elemen-elemen pembentuk struktur, teori struktur konflik melihat bahwa setiap struktur memiliki berbagai elemen yang berbeda. Elemen tersebut memiliki motif, maksud, kepentingan, atau tujuan yang berbeda pula. Dari perbedaan ini maka muncullah disintegrasi, konflik, dan perpecahan.  Teori konflik melihat bahwa di dalam masyarakat tidak akan selamanya berada pada keteraturan.
3.      Teori Interaksionisme Simbolik
Teori interaksi simbolik adalah hubungan antara simbol dan interaksi. Menurut Mead, orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul dalam sebuah situasi tertentu. Sedangkan simbol adalah representasi dari sebuah fenomena, dimana simbol sebelumnya sudah disepakati bersama dalam sebuah kelompok dan digunakan untuk mencapai sebuah kesamaan makna bersama. Contoh: keyakinan dan pandangan positif orang lain terhadap pribadi kita akan membentuk perilaku kita seperti menjadi sosok yang penuh semangat dan penuh percaya diri.
4.      Teori Pertukaran

Teori pertukaran merupakan arena pertukaran, tempat orang saling bertukar ganjaran/ hadiah. Adapun bentuk perilaku sosial seperti persahabatan, perkawinan atau perceraian tidak lepas dari soal pertukaran. Semua berawal dari pertukaran. Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, keuntungan, saling mempengaruhi. Tori ini menjelaskan bagaimana manusia memandang tentang hubungan kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri manusia tersebut terhadap keseimbangan antara apa yang diberikan ke dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu, jenis hubungan yang dilakukan, kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Landasan Sosiologi pendidikan merupakan interaksi dan pergaulan antara manusia dalam kelompok dan struktur sosial dalam memberi tumpuan pendidikan
Sedangkan landasan kebudayaan pendidikan adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat dan kemampuan-kemampuan  serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota yang dijadikan tumpuan pelaksanaan pendidikan.  .
Landasan soiologis dan kultural atau budaya sangat  mempengaruhi dunia pendidikan, diantaranya, agar individu dapat menyadari posisi kedudukannya, dan mengetahui perjuangan yang dilakukan generasi terdahulu, apa-apa yang diperoleh dianggap sebagai asumsi untuk lebih menyempurnakan perkembangan yang telah dihasilkan itu. mengembangkan hasil yang diperoleh genarasi sebelumnya dan menghubungkan kepada gerasi yang sedang tumbuh.
     Ada empat teori  sosiologi yaitu teori makro terdiri atas teori struktural fungsional dan teori konflik. Sedangkan teori mikro terdiri atas teori interaksionisme simbolik dan teori pertukaran.







B.     Daftar Pustaka

Damsar. 2011.  Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Kadir, Abdul. 2012. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Danim, Sudarwan. 2010. Pengantar Kependidikan. Bandung: Alfabetas.
Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.













C.    Lampiran

DAFTAR TANYA JAWAB DALAM DISKUSI
1 OKTOBER 2014

1.      Munawaroh Epriliani
Pertanyaan      : Bagaimana dengan budaya mencontek , dan bagaimana memberantasnya?
Jawab              : introspeksi dan evaluasi tentang pengajaran dan menanyakan pada anak. Jangan hanya memarahi anak ketika ia ketahuan mencontek.
Tanggapan
Dina Ayu        :  Mencontek awal pembodohan
Siti Aminah    : dilatih disiplin, percaya diri
Eri Susanto    : sistem yang harus diperbaiki supaya tidak hanya mengejar nilai

2.      Amannasrullah Amin
Pertanyaan      : Apakah budaya barat itu berpengaruh atau tidak di pendidikan di indonesia?
Jawab              : berpengaruh baik jika diambil dari sisi positif, berpengaruh buruk jika diambil dari sisi negatifnya. Maka harus mampu menyaringnya.

3.      Tri Cahyantari
Pertanyaan      : Bahasa jawa di hapuskan ?
Jawab              : mengantikan dengan budaya asing(bahasa inggris) namun masih menyisipkan dengan nilai-nilai, norma-norma, dan adat. Sehingga ia mampu mengenal budaya sendiri , tapi juga mampu bersaing ketaraf internasional.
4.      Noverianto
Pertanyaan      : Apakah kultural budaya di Indonesia mempengaruhi budaya pendidika di Indonesia
Jawab              : iya, karen pendidikan tidak lepas dari kebudayaan kultur budaya yang ada di Indonesia. Tidak hanya memiliki  sisi positif dan negatif. Dan kultur budaya tersebut menjadi arahan untuk mengembangkan tujuan pendidikan di Indonesia.

5.      Dinul Qoyimah
Pertanyaan      : Landasan sosial jika tidak di terapkan dalam pendidikan berpengaruh atau tidak?
Jawab              : Iya, karena landasan merupakan pondasinya tanpa ada landasan pendidikan tidak akan berjalan dengan baik. Aspek kebudayaan itu sendiri tidak lepas dari pendidikan dimana materi yang dipelajari anak-anak adalah budaya dan cara belajarAspek kebudayaan itu sendiri tidak lepas dari pendidikan dimana materi yang dipelajari anak-anak adalah budaya dan cara belajar adalah budaya serta kegiataan-kegiataan merek adalah budaya. Sosilogis itu sendiri merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara individu dengan kelompok dan stuktur sosial.

6.      Prista
Pertanyaan      :Jelaskan apa yang dimaksud dengan ciri sosiologis non-etis?
Jawab              : non-etis adalah teori yang menceritakan apa adanya tentang masyarakat berserta individu-individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.

7.      Dina Ayu
Pertanyaan      :Budaya yang baik itu seperti apa dalam peroses pendidikan?
Jawab              : budaya yang baik itu tidak lepas dari norma-norma, nilai-nilai, dan adat yang berkembang baik dimasyaraka.

8.      Dajeng
Pertanyaan      :Bagaimana cara mendekatkan sesorang yang sosialnya rendah tetapi prestasinya baik?
Jawab              : dengan cara mendekati dia dan mengajak dia berkomunikasi secara terus menerus.

9.      Rindi Antika
Pertanyaan      :Bagaimana cara menyiapkan perserta didik dengan adanya perkembangan zaman seperti sekarang ini ?
Jawab:dengan cara membekali perserta didik dengan akhlak dan akidah yang baik, tidak hanya pendidikan prestasi tetapi juga pendidikan moralnya.


0 Comments:

 
TUGASKU SELAMA KULIAH DI UIN SUNANA KALIJAGA - Templates para novo blogger 2007